Pages

Subscribe:

Jumat, 30 Maret 2012

Masihkah di sebut Desa Wisata?

Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang
masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli.
Dari pemaparan diatas, apakah saat ini sebuah desa di Kabupaten Wonosobo, yang dulu sangat diunggulkan kesenian lengger dan tari topengnya yang mendunia yaitu Desa Wisata Giyanti masih bisa disebut sebagai desa wisata? 
itu merupakan sebuah pertanyaan yang saat ini berada di benak para penduduk setempat. Sepertinya pemerintah saat ini sudah tidak memiliki merhatian yang mendasar terhadap keberadaan desa tersebut,padahal desa tersebut merupakan salah satu desa pencetus kesenian lengger dan kuda kepang, namun saat ini, semua itu hanyalah sebuah cerita belaka yang sudah tidak bisa kita buktikan. 
Namun kita patut berbangga kepada penduduk desa Giyanti tersebut, karena sampai saat ini, mereka masih rutin mengadakan acara turun-temurun dari nenek moyang mereka, yang sering disebut dengan acara Nyadran atau Merdi Desa ataupun sering disebut Tenongan.
Nyadra ( Tenongan )
Acara tersebut merupakan sebuah ritual para penduduk, yang intinya adalah untuk memperingati hari lahirnya desa Giyanti tersebut dengan mempersembahkan hasil bumi dari para penduduk untuk dimakan bersama-sama sebagai bentuk rasa terimakasih kepada sang Pencipta. Acara tersebut biasanya berlangsung selama 1 minggu, dengan berbagai jadwal acara yang telah disepakati bersama.

0 komentar:

Posting Komentar

.